Kata-kata hanya
dibutuhkan untuk orang-orang yang mebutuhkannya dalam memahami sebuah makna.
Untuk apa sebuah kata ketika tanpa kata kita mampu memahami segala hal? Untuk
apa suara yang keras ketika kita bisa mendengarkan bisikan? Untuk apa
menyampaikan perasaan sayang ketika hati telah mampu memahaminya. Sesungguhnya
kata hanyalah pengantar dalam memahami sebuah makna namun terkadang kita menganggap
katalah yang menjadi subtansi dalam segala hal. Namun tanpa kita sadari kata
hanyalah sebuah media atau alat dalam memahami makna yang sesungguhnya.
Memaknai diri
sendiri sering terlupakan oleh kita, kita terbiasa memaknai segala hal itu
berasal dari luar diri kita, namun sadar tidak sadar semua yang disaksikan dari
luar hanyalah pantulan dari apa yang ada dalam diri kita. Ketika sebuah celaan
hadir pada diri kita dan kita merasa tersinggung itu merupakan bukti Cinta
terhadap diri kita. Terkadang kita merasa lebih mulia dibandingkan dengan yang
lainnya, pernahkah kita sadari bahwa segalanya hanyalah pantulan-pantulan
(tajalli) dari-Nya, jadi tidak ada lebih mulia diantara kita dihadapan-Nya.
Terkadang kita tidak merasa jijik dengan bisul pada diri dibandingkan jika
bisul itu pada orang lain, padahal secara subtansi bisul pada diri kita dan
orang lain sama saja.
Manusia adalah makhluk paling sempurna, semua
unsur-unsur alam terkandung didalam diri manusia sehingga manusia layak mendapat julukan
micro cosmos. Saking sempurnanya manusia, seluruh unsur hewanpun terdapat pada
diri manusia. Jadi jangan heran ketika ada makhluk berwujud manusia namun
bertingkah seperti ular, babi, anjing, buaya, karena fitrah manusia memang
seperti itu.
Dugaan apapun
yang engkau miliki tentang tuhan. Dia pasti bisa menjadi dugaanmu itu karena
Dia adalah pencipta seluruh dugaan. Jalaluddin Rumi
0 comments:
Post a Comment