Monday, April 29, 2013

10:03 AM

Kata-kata hanya dibutuhkan untuk orang-orang yang mebutuhkannya dalam memahami sebuah makna. Untuk apa sebuah kata ketika tanpa kata kita mampu memahami segala hal? Untuk apa suara yang keras ketika kita bisa mendengarkan bisikan? Untuk apa menyampaikan perasaan sayang ketika hati telah mampu memahaminya. Sesungguhnya kata hanyalah pengantar dalam memahami sebuah makna namun terkadang kita menganggap katalah yang menjadi subtansi dalam segala hal. Namun tanpa kita sadari kata hanyalah sebuah media atau alat dalam memahami makna yang sesungguhnya.
Memaknai diri sendiri sering terlupakan oleh kita, kita terbiasa memaknai segala hal itu berasal dari luar diri kita, namun sadar tidak sadar semua yang disaksikan dari luar hanyalah pantulan dari apa yang ada dalam diri kita. Ketika sebuah celaan hadir pada diri kita dan kita merasa tersinggung itu merupakan bukti Cinta terhadap diri kita. Terkadang kita merasa lebih mulia dibandingkan dengan yang lainnya, pernahkah kita sadari bahwa segalanya hanyalah pantulan-pantulan (tajalli) dari-Nya, jadi tidak ada lebih mulia diantara kita dihadapan-Nya. Terkadang kita tidak merasa jijik dengan bisul pada diri dibandingkan jika bisul itu pada orang lain, padahal secara subtansi bisul pada diri kita dan orang lain sama saja. 
Manusia adalah makhluk paling sempurna, semua unsur-unsur alam terkandung didalam diri manusia sehingga manusia layak mendapat julukan micro cosmos. Saking sempurnanya manusia, seluruh unsur hewanpun terdapat pada diri manusia. Jadi jangan heran ketika ada makhluk berwujud manusia namun bertingkah seperti ular, babi, anjing, buaya, karena fitrah manusia memang seperti itu.

Dugaan apapun yang engkau miliki tentang tuhan. Dia pasti bisa menjadi dugaanmu itu karena Dia adalah pencipta seluruh dugaan. Jalaluddin Rumi

0 comments: