Siapa yang tak kenal dengan sashimi? Makanan khas Jepang yang terbuat dari bahan
ikan mentah. Kuliner yang memang telah tersohor ke seluruh pelosok
dunia itu, ternyata telah lama dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
Di Kabupaten Bone, kuliner ikan mentah ini dikenal nama “Lawa”. Cara pembuatannyapun
terbilang unik. Jenis ikannya beragam, tergantung dari selera
pembuatnya. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah ibu di Kelurahan
Panyula, Kecamatan Taneteriattang, Kamis (10/5/2012).
Secara
bersama-sama mereka membuat “Lawa”. Terlebih dahulu, ikan segar
dibersihkan dengan membuang isi perut serta menghilangkan kepala dan
tulang belulangnya. Ikan lalu direndam dengan cuka selama 15 menit. Hal
ini diperuntukkan untuk membuat daging ikan menjadi matang dalam larutan
cuka.
Sambil menunggu proses pelarutan daging ikan dengan cuka, bahan lainnya pun dipersiapkan. Seperti mangga muda yang diserut hingga menjadi potongan potongan kecil lalu disisihkan, serta kelapa parut. Ada dua jenis olahan kelapa yang digunakan dam pembuatan “Lawa”, yakni kelapa yang disangrai dan kelapa parut yang dibakar di atas bara api.
Sambil menunggu proses pelarutan daging ikan dengan cuka, bahan lainnya pun dipersiapkan. Seperti mangga muda yang diserut hingga menjadi potongan potongan kecil lalu disisihkan, serta kelapa parut. Ada dua jenis olahan kelapa yang digunakan dam pembuatan “Lawa”, yakni kelapa yang disangrai dan kelapa parut yang dibakar di atas bara api.
Sementara,
bumbu dapurnya hanya menggunakan garam, merica, bawang merah dan bawang
putih yang terlebih dahulu digoreng serta jeruk nipis dicampur penyedap
rasa yang dihaluskan terlebih dahulu. “Bahannya ini dari ikan laut yang
masih mentah, dicampur kelapa dan bumbu, kalau bakteri dari daging
ikannya dijamin tidak ada karena kita sudah rendam dengan cuka,” ujar
Ibu Lily, salah seorang pembuat ibu pembuat “Lawa”.
Setelah
semua adonan usai, daging ikan pun dicampur dan siap untuk disantap,
rasanya pun gurih dan bau daging ikan mentahnya menghilang. “Enak sekali
baru hilang bau amisnya,” ujar Firman salah seorang penikmat kuliner
ikan mentah ini. Sejatinya, kuliner semacam ini banyak dijumpai di
daerah Sulawesi Selatan, utamanya di daerah pesisir pantai serta
masyarakat yang bermukim di pinggiran danau Tempe di kabupaten Wajo dan
Soppeng. Selain menjadi makanan khas, kuliner ini juga dipercaya oleh
sebagian warga untuk menambah stamina tubuh. Masyarakat kita lupa bahwa
hal ini merupakan sebuah lahan bisnis yang menjanjikan namun belum
tersentuh.
Pemasaran
adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan
manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi
kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan
terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun
juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua
yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang
sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang
juga mudah dibawa.
Proses
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi
konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga
(price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang
(promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar.
Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip
pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju seperti
spesifikasi produk. Menurut saya lawa bale memegang posisi yang sangat
strategis namun tidak banyak orang yang melihat potensi tersebut.
Melihat bahwa makanan tersebut adalah makanan khas sul-sel bisa menjadi
salah satu icon wisata kuliner bagi masyarakat luar yang berkunjung ke
Sulawesi selatan khususnya di bone.
Cara
pembuatan lawa terhitung sederhana. Lawa Bale ini terdiri dari ikan
mentah yang sudah dibersihkan dan dipisahkan dari tulang dan kepalanya.
Kemudian dicampur dengan parutan kelapa yang sudah di olah. Dan diberi
garam serta tetesan jeruk nipis atau cuka sebagai penetrasi rasa
ikannya. Dapat pula ditambahkan sedikit bawang goreng untuk menambah
aroma. Ini hanya sebagian dari cara pembuatan.
1 comments:
Slah Sejarah Bos... lawa Bukan dari Bugis Tapi dari Luwu
Post a Comment