Saat hujan datang aku butuh
kemarau, saat kemarau tiba aku rindu hujan
Kenapa bukan disaat kemarau aku
butuh kemarau, kenapa bukan disaat hujan aku rindu hujan?
Mungkin karena yang aku tau hanya
kebutuhan, mungkin yang saya rasakan hanya kerinduan.
Tapi tak pernah belajar tentang
kesyukuran.
Atau mungkin juga aku memang
makhluk yang diciptakan dengan penuh kebutuhan dan kerinduan.
Haruskah kuhilangkan kebutuhkanku
terhadap kemarau?
haruskah kusimpan rapat kerinduanku
kepada hujan?
Sebelum kemarau tiba aku
membutuhkannya,
saat kemarau sebentar lagi berakhir
aku menyia-nyiakannya,
dan saat kerinduanku kepada hujan terhapuskan
dia pun akan aku sia-siakan.
Makhluk macam apa aku ini?
Pernahkan kalian memikirkan apa yang
aku pikirkan?
Aaah sudahlah, daripada aku pusing memikirkan
kebutuhanku kepada si kemarau dan kerinduank kepada
si hujan, mending aku main
duel otak.
Makassar, 8 Okteober 2015
0 comments:
Post a Comment