Di sudut belahan bumi nun jauh disana,
Sebuah bangsa berdiri tegak melawan kedzaliman
Sebuah bangsa berdiri tegak melawan kedzaliman
Bangsa itu bernama Palestina
Bangsa itu, Menjelaskan kepada dunia arti dari perikemanusian
Menunjukkan kepada dunia tentang ketidakadilan
Menyerukan kepada dunia tentang sebuah perjuangan,
Seruan dalam bentuk tindakan, bukan hanya dengan suara
lantang
Seruan yang membangunkan hati nurani yang sedang tertidur
Seruan yang membangunkan hati nurani yang sedang tertidur
Seruan yang mebangkitkan para penentang penindasan
Lengkingan suara takbir yang dikumandangkan anak-anak
Palestina membuat gentar serdadu-serdadu Israel.
Bukan malah menakuti pemilik warung kelontong yang buka dibulan Ramadhan, bukan malah menakuti saudara-saudara kita yang seiman.
Bukan malah menakuti pemilik warung kelontong yang buka dibulan Ramadhan, bukan malah menakuti saudara-saudara kita yang seiman.
Rachel Corrie warga Amerika berdiri sebagai orang yang
mengecam negaranya sendiri
atas nama Palestina.
Rachel Corrie syahid dilindas bulldozer Israel yang didatangkan dari negaranya sendiri
Rachel Corrie syahid dilindas bulldozer Israel yang didatangkan dari negaranya sendiri
atas nama Palestina.
Pastor Munawer menyeruh pengikutnya
untuk mengutuk kebiadaban Israel.
Agama tidak menjadi batas perjuangannya, diatas keadilan dan kemanusiaanlah dia berpijak.
Agama tidak menjadi batas perjuangannya, diatas keadilan dan kemanusiaanlah dia berpijak.
“Wahai rakyat Palestina, mari kita bersatu untuk mengambil
kembali tanah Palestina, ibukota Palestina adalah al-Quds dan itu adalah hak
mutlak. Wahai anak Palestina, berhadapan dengan Israel hanya satu kalimat yaitu
perlawanan atau muqawamah, ya dengan muqawamah kita akan merebut kembali tanah Palestina mulai dari sungai
hingga laut. Kita bersatu, berdamai bukan berarti kita membiarkan Israel berada
di tanah Palestina, kita bersatu bukan berarti menyetujui keberadaan Israel,
kita tidak mengenal yang namanya Israel, tidak sama sekali! Muqawamah atau perjuangan tetap harus kita lanjutkan, walau taruhan
darah dan nyawa, akan kami pertahankan tanah Palestina!”
Itu Katanya.
Para pengantin mudah rela mengorbankan
pernikahannya,
terpisah dengan istri dan suaminya
atas nama Palestina.
Di sana juga berdiri sosok perempuan
yang lebih komunis dari tokoh-tokoh Indonesia yang dituduh komunis.
Lebih kiri dari para pemuda-pemudi Indonesia yang mengaku
aktifis kiri.
Tapi urusan palestina, perempuan ini berdiri digarda terdepan membela negerinya.
Melebihi semua aktifis Palestina yang ada di negeri ini
Dia adalah Leila Khaled.
Masih segar diingatan kita pidato Soekarno tentang
Palestina.
“selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan
kepada orang-orang Palestina maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri
menentang penjajahan Israel” 1962
Hari ini Palestina kembali menyeru kita semua
Bukan hanya seruan untuk kaum muslim, tapi
Seruan untuk orang-orang yang berdiri dibaris perjuangan
Atas nama keadilan dan kemanusiaan.
Disudut bumi yang lain benama Makassar yang begitu jauh
dari negeri Palestina,
Kaum mudah menyambut seruan itu,
Mereka sadar bahwa tindakannya tidak memberikan efek
apa-apa terhadap kemerdekaan bangsa Palestina, tapi setidaknya mereka
mempertegas dibarisan mana mereka berdiri.
Makassar, 02 Juli 2016
0 comments:
Post a Comment