Hari ini adalah hari yang begitu melelahkan bagi saya.
Perjalanan demi perjalanan telah aku lalui tapi perjalanan hari ini sungguh
membuat tubuh ini letih dibanding perjalanan-perjalanan sebelumnya. Aku tau
kemana aku harus berlabuh tapi aku masih bertanya apakah jalan ini adalah jalan
yang akan menuntunku kemana saya harus berlabuh. Beberapa hari sebelumnya aku
meneguhkan niatku untuk mengajakmu berlabuh bersamaku, karena aku tahu bahkan
meyakini pelabuhan yang akan aku datangi adalah pelabuhan yang setiap orang
menginginkannya. Aku ingin bercerita banyak tentang perjalananku, tentang
tujuanku. Aku ingin berdiskusi tentang perjalanan kita kelak, berdiskusi soal
keputusan kita saat berada dipersimpangan. Karena saya merasa bahwa perjalanan
ini aku membutuhkan pendamping yang bisa mengingatkanku dikala aku keliru. Dan
aku ingin itu hanya bersamamu, bukan kepada orang lain. Jangan kau tanyakan
kenapa karena aku takkan mampu memberikan jawaban.
Beberapa hal tentangku sudah aku ceritakan kepadamu, beberapa
hal tentangmu sudah kamu ceritakan kepadaku, dan aku mulai memahami beberapa
hal tentangmu, tapi aku tidak tahu apakah engkau juga memahami beberapa hal
tentangku. Aku mulai memahami bahwa dirimu adalah sosok yang agak tertutup
dibandingkan kebanyakan orang. Engkau juga merupakan seseorang yang sangat
tegar menghadapi dan menyelesaikan masalahmu sendiri tanpa membutuhkan bantuan
bahkan kepada teman terdekatmu. Dari pengamatanku selama ini, aku memahami
bahwa dirimu juga sosok yang tegas dengan pendirianmu dan dalam menentukan
sikap. Kesimpulan itu aku dapatkan setelah aku mencoba mengajakmu untuk sesuatu
hal dengan semua argumentasi ilmiah dan rasionalku, sampai aku hampir merasa
bosan dan kehabisan argumentasi, dan kau tetap saja pada pendirianmu. Kamu juga
punya bakat merangkai gagasan-gagasan dan pemikiranmu kedalam bentuk narasi dan
sedikit saja kau mengasah bakat itu aku yakin engkau akan menyalib para
penyusun-penyusun narasi yang banyak bergentayangan didunia maya, apalagi saya.
Itu beberapa alasan yang membuatku berusaha untuk
meyakinkanmu agar bersedia menemaniku menuju pelabuhan itu. Sebenarnya
alasan-alasan itu bisa saja saya temukan pada diri orang lain, tapi ada satu
alasan yang tidak bisa dijelaskan dengan pendekatan apapun, dengan instrument
apapun, dengan kualitas nalar dan pengetahuan apapun. Yang jelas satu alasan
ini saja sudah cukup membuatku meneguhkan keyakinan dan niat untuk mengajakmu
menemaniku berjalan bersama menuju sebuah tujuan yang hakiki. Meskipun
alasan-alasan sebelumnya tidak ada pada dirimu. Satu alasan ini juga mampu
membuatku bertahan menjadi seorang lelaki yang terlihat kuat dan tegar,
meskipun sebenarnya jauh didalam hati ini ada jarum menusuk pada inti hati yang
membuatku terkadang meneteskan air mata dalam sepi dan kesendirianku. Tapi aku
mampu terlihat tegar dan bahagia dihadapan teman-temanku apalagi dihadapanmu.
Itu adalah kemunafikan terbesarku yang selama ini aku sembunyikan pada semua
orang tidak terkecuali kepadamu.
Hari ini sekali lagi engkau memperlihatkan ketegasanmu
padaku. Engkau memutuskan untuk menuju pelabuhan yang engkau yakini.
Ketegasanmu yang selanjutnya ketika engkau memilih siapa yang akan menemanimu
mencapai tujuan itu. Aku tidak memiliki wewenang untuk melarangmu.
0 comments:
Post a Comment