Monday, July 21, 2014

10:33 PM

Dermaga Lakkang
Metropolitan merupakan kata yang menurutku patut untuk disematkan kepada kota Makassar. Kenapa tidak kota ini merupakan kota tersibuk dikawasan timur Indonesia. Kota ini merupakan sentral distribusi dan pemasok logistic di Indonesia timur. Memiliki bandara yang tersibuk di Indonesia timur. Suasana malamnya tidak jauh berbeda dengan kota-kota besar seperti Texas, Tokyo, Seoul, Melbourne dan lain-lain. Intinya kota tersemuanya dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia timur.

Layaknya kota metropolitan lainnya peradaban kota Makassar jauh berbeda dengan kehidupan yang ada didesa. Sepanjang jalan berbaris rapi ruko-ruko yang membuat mata bosan memandang, sesekali diantara barisan ruko tertancap gedung pencakar langit yang membuat kita terpesona, terkagum-kagum bercapur sedih. Dengan pembangunan yang semakin pesat saya bisa menduga bahwa 5 tahun kedepan kita sudah bisa menyaksikan kehadiran spiderman dikota Makassar. Jalan-jalan protocol setiap hari mengalami pelebaran justru tidak menjadi solusi bagi kemacetan lalu lintas. Mungkin ini salah satu dampak dan konsekuensi sebagai kota metropolitan. Tak bisa dipungkiri Makassar saat ini telah menjadi pusat pertukaran budaya khususnya empat etnis besar Sulawesi selatan.
Dibalik gemerlap kemegahan kota Makassar tak pernah disadari bahwa ternyata masih terdapat mutiara ditumpukan kerikil, wilayah yang belum tersentuh modernitas perkotaan tempat ini adalah Lakkang. Tidak semua orang mengenal tempat ini termasuk saya sebelum datang berkunjung ketempat ini. Akses menuju tempat ini membuat posisinya tidak banyak diketahui oleh orang luar namun esklusif untuk dikunjungi. Untuk mencapai Lakkang dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dari dermaga kera-kera menyusuri sungai dengan pemandangan hutan nipa. Setelah berkunjung selama kurang lebih 1 hari dan sempat berdiskusi dengan warga setempat ternyata banyak fakta-fakta unik yang menurut saya patut untuk dipublikasikan.
Akses menuju lakkang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu dengan menyusuri sungai tallo. Warga setempat menganggap tempat ini sebagai pulau karena tempat ini dikelilingi oleh perairan (sungai tallo). Uniknya desa lakkang yang hanya memiliki 2 RK, namun memiliki sekolah SD dan SMP khusus untuk warga desa lakkang, ditambah lagi dengan Puskesmas, serta listrik telah menerangi tempat ini sejak tahun 1970-an. Yang membuat saya tertarik mengkaji desa ini, kenapa bisa ada orang yang mau bermukim ditempat yang terisolasi dan bertahan sampai saat ini dan tidak tersentuh oleh arus modernitas perkotaan. Menurut Daeng Empu salah satu warga Lakkang, warga lakkang sudah ada sejak zaman perang dunia II, namun sempat mengalami imigrasi karena diusir oleh penjajah jepang karena mereka akan menjadikan tempat ini sebagai persembunyiannya. Terbukti ditempat ini terdapat peninggalan jepang yang berupa bunker yang digunakan sebagai penyimpanan senjata pada zaman perang.
Awalnya tempat ini bernama Bonto Mallangere yang berarti puncak berita, karena menurut warga sesuai dengan namanya, isu-isu yang berkembang dikota Makassar sangat cepat sampai didaerah ini. Namun akhirnya berubah nama menjadi Lakkang seiring dengan perjuangan warga pribumi yang ingin kembali kekampung halamannya yang sebelumnya diduduki oleh penjajah Jepang karena mereka telah merasa betah ditempat tersebut. Setelah penarikan tentara Jepang serta proklamasi Kemerdekaan dideklarasikan, Bonto Mallangere kembali dihuni oleh penduduk pribumi, dan pribumi pada saat itu sepakat untuk merubah namanya menjadi Lakkang yang artinya betah, dengan anggapan bahwa mereka merasa sudah menyatu dengan tempat ini dan ingin selalu tetap tinggal disini.
Kondisi social desa lakkang 100 % beragama muslim, rata-rata penduduknya dari rumpun keluarga yang sama. Aliran keberagamaan mereka manurut hemat saya yaitu Islam Mistism. Kenapa saya bilang seperti itu, karena penduduk lakkang mampu merekonsiliasi budaya local dengan budaya islam itu sendiri. Jadi wajar kalau warga Lakkang cenderung moderat cara berfikirnya dibanding warga lain yang ada di Makassar. Isu yang beredar berdasarkan informasi dari warga setempat bahwa masterplan pemerintah mengenai pembangunan daerah Lakkang akan dijadikan sebagai desa wisata, mengingat posisinya yang unik seperti sebuah pulau yang dikelilingi oleh sungai. Harapan warga desa Lakkang secara umum, menganggap bahwa tujuan pemerintah untuk menjadikan Lakkang sebagai desa wisata sangatlah mulia, namun pemerintah juga harus memberdayakan warga setempat, bukan menjual tempat ini kemudian dikelolah oleh pihak asing atau swasta. Masih banyak lagi fakta-fakta dan keindahan desa Lakkang yang tidak terpublish ditulisan ini mengingat keterbatasan saya dalam menulis. Silahkan saksikan sendiri untuk membuktikan kebenaran untaian kalimat diatas yang terus memuji-muji keindahan desa Lakkang serta menyaksikan langsung fakta-fakta lain yang belum tersampaikan didalam tulisan ini.

Bone, 3 Juli 2014

0 comments: